Ahli Bahasa Indonesia Ternama dari Lembata-NTT
Doktor bidang linguistik lulusan Universitas Indonesia ini merupakan salah satu ahli bahasa terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Buku-bukunya sering digunakan sebagai acuan belajar bahasa Indonesia di berbagai lembaga pendidikan. Bagi orang Lembata dan Flores pada umumnya, ia menjadi sosok pemberi inspirasi yang membanggakan.
Gorys lahir di
Lamalera, Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada 17 November 1936 dengan nama
Gregorius Keraf. Gorys Keraf menempuh pendidikan dasar dan menengah di kampung
halamannya. Setelah tamat SMA, Gorys melanjutkan studinya di Jurusan Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia (UI), dan lulus tahun 1964.
Setahun sebelum kuliahnya rampung, tepatnya pada
1963, ia diangkat menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra UI, di samping menjadi
koordinator Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Retorika di Fakultas Hukum dan
Fakultas Ilmu-ilmu Sosial. Selain di UI, ia juga mengajar di Universitas
Trisakti, Universitas Tarumanegara, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ilmu
Pengetahuan Kemasyarakatan Unika Atma Jaya Jakarta, Perguruan Tinggi
Kepolisian, dan Jakarta Academy of Languages di Jakarta. Jauh sebelum diangkat
menjadi dosen, penguasaan ilmu dan pengalaman mengajar didapatnya dari berbagai
sekolah menengah di NTT dan Jakarta.
Kepakarannya di bidang bahasa kian bertambah
setelah pada 1978, ia meraih gelar doktor dalam bidang linguistik di UI dengan
memilih topik Morfologi Dialek Lamalera sebagai judul disertasinya. Bagi orang
Lembata dan Flores pada umumnya, ia menjadi sosok pemberi inspirasi yang
membanggakan. Maklum, pada 1980-an dan 1990-an masih sangat sedikit orang
Flores yang bisa meraih gelar doktor, profesor, bahkan menjadi intelektual
ternama di Indonesia.
Sejumlah buku karangannya telah membuka wawasan
banyak orang agar lebih mudah memahami seluk beluk Bahasa Indonesia. Buku-buku
tersebut antara lain Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Tata Bahasa
Indonesia, Linguistik Bandingan Tipologis, Linguistik Bandingan Historis, Diksi
dan Gaya Bahasa, Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum, Argumentasi dan
Narasi, Eksposisi dan Deskripsi, dan Komposisi.
Selain mengajar di kampus, Gorys juga menjadi
pengasuh tetap rubrik “Pembinaan Bahasa Indonesia” di harian Surya Surabaya,
serta sesekali tampil di layar TVRI membawakan acara “Pembinaan Bahasa
Indonesia”.
Sejumlah buku karangannya telah membuka wawasan
banyak orang agar lebih mudah memahami seluk beluk Bahasa Indonesia. Buku-buku
tersebut antara lain Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Tata Bahasa
Indonesia, Linguistik Bandingan Tipologis, Linguistik Bandingan Historis, Diksi
dan Gaya Bahasa, Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum, Argumentasi dan
Narasi, Eksposisi dan Deskripsi, dan Komposisi.
Komposisi, judul yang terakhir disebut, pertama
kali diterbitkan tahun 1971 kemudian dicetak ulang sekitar tahun 90-an. Buku
tersebut menjelaskan bagaimana teknik seorang penulis dalam melengkapi sebuah
karyanya. Menurut Gorys, dibutuhkan beberapa hal yang perlu dicermati seperti
pengumpulan data, kutipan, dan footnote.
Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara
wawancara kepada narasumber langsung, atau kepada setiap golongan orang yang
berhubungan dengan kebutuhan informasi si penulis. Observasi atau penglihatan
langsung juga mengajak penulis untuk bisa melihat lebih dekat pada fakta yang
terjadi di lapangan. Teknik tersebut juga dapat membantu mata dan hati lebih
peka sehingga sang penulis mampu menganalisa perkembangan sebuah obyek dengan
pasti.
Selanjutnya Gorys membahas tentang kutipan. Dalam
bukunya, Gorys mengatakan bahwa mengutip adalah suatu hal yang tidak akan
pernah terlepas saat membuat tulisan. Oleh sebab itu, aturan mengutip sangat
ditekankan untuk menghindari plagiatisme yang bisa saja terjadi. Kutipan
dibedakan menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Prinsipnya dalam mengutip, jangan mengadakan perubahan, tidak boleh memperbaiki
langsung kesalahan dalam kutipan tapi harus menggunakan sic!, dan juga tidak
boleh menghilangkan bagian bila itu mengubah makna aslinya. Yang terpenting
ialah menempatkan tanda kutipan untuk menunjukkan jati diri penulis terhadap
pendapat yang dikutip.
Profesor bahasa ini menghembuskan nafas terakhir
pada usia 66 tahun di Jakarta, pada 30 Agustus 1997. eti |
muli, red
Data Singkat
Gorys Keraf, Ahli Bahasa Indonesia, pengajar / Ahli Bahasa Indonesia Ternama | Ensiklopedi | Profesor, Dosen, Guru, Universitas Indonesia, Ahli, Penulis, Pakar Bahasa
Anda baru saja membaca berita yang berkategori TOKOH NTT
dengan judul Ahli Bahasa Indonesia Ternama dari Lembata-NTT. Link URL: https://fkm-flobamora.blogspot.com/2019/07/ahli-bahasa-indonesia-ternama-dari.html. Terima kasih!
Category: TOKOH NTT